Gambar AvrilGambar AvrilGambar AvrilGambar AvrilGambar AvrilGambar AvrilGambar AvrilGambar AvrilGambar AvrilGambar AvrilGambar AvrilGambar Avril

Jumat, 17 Oktober 2014

Pertemuan, Perpisahan, dan Waktu

"Setiap ada pertemuan, pasti ada perpisahan". Sebuah kutipan yang sering kita dengar, yang sering muncul dalam percakapan di sebuah sinetron atau ftv. Dan banyak orang mengalami dan menyetujui kutipan tersebut. Di dalam nya terdapat berbagai makna, yang membuat muncul berbagai pertanyaan. Mengapa disetiap ada pertemuan, pasti ada perpisahan?. Mengapa perpisahan 'pasti' terjadi, 'setiap' ada pertemuan?. Apakah kata 'setiap' dan 'pasti' sudah tepat berada di kutipan tersebut?. Gue pun belum tahu jawaban atas pertanyaan-pertanyaan itu. Namun yang jelas, seperti yang banyak orang katakan, pertemuan dan perpisahan adalah 2 hal yang tidak bisa di pisahkan. Gue setuju. Pertemuan biasanya berhubungan dengan hal-hal yang indah. Perpisahan 'mungkin' sebaliknya. Yap, gue gak berani nulis apa yang gak gue yakini, bahwa perpisahan biasanya berhubungan dengan hal-hal yang mengerikan, jauh dari kata indah. Gue terpaksa gak yakin akan hal itu.



Belakangan ini, gue merasa gak lama lagi gue akan menghadapi (lagi) proses perpisahan dalam hal pertemanan. Sekali lagi, pertemanan, pertemanan (itu kan 2 kali. Ngehek, lagi serius juga). Mungkin banyak orang juga pernah mengalaminya. Walaupun cuma proses, tapi pada akhirnya perpisahan akan datang juga, meski tidak benar-benar berpisah. Proses perpisahan memang terjadi disetiap pertemanan. Terutama dalam ruang lingkup teman sekolah. Lalu, apa yang menyebabkan proses perpisahan dalam sebuah pertemanan bisa terjadi?. Bisa kah kita menunda datangnya proses perpisahan itu lebih lama lagi?. Bagaimana caranya?. Lagi-lagi gue belum tahu jawabannya (gak guna lo)

Berbicara mengenai teman sekolah, kita pasti teringat teman-teman kita saat masa-masa SD, SMP, dan SMA.  Dimulai saat SD. Masa di mana sebagian orang sudah mengenal pertemanan. Berawal dengan pertemuan sekelompok anak-anak kecil di kelas 1. Membentuk sebuah pertemanan yang polos. Menjalani hari bersama di sekolah selama 6 tahun. Jajan bareng, main bareng, nyontek bareng, dihukum bareng, ke toilet bareng (ini buat anak yang penakut), bahkan bolos pun bareng. Lalu, diakhiri dengan sebuah perpisahan di penghujung kelas 6. Setiap ada pertemuan, pasti ada perpisahan, kan. Meski tidak benar-benar berpisah. Kita masih bisa bertemu beberapa tahun kemudian, saat reunian. Tapi apakah teman-teman kita masih sama seperti saat terakhir bertemu, yaitu saat SD?. Apa yang membuatnya berbeda? Lagi-lagi gue belum tau jawabannya.

Berlanjut ke tingkat SMP. Masa di mana sebagian orang sudah
mengenal percintaan. Kemudian ke tingkat SMA. Di masa ini, sebagian orang mulai mengenal yang namanya tongkrongan. Dan kelompok pertemanannya berasal
dari tongkrongan tersebut. Entah itu tongkrongan warung, yaitu sebuah tongkrongan yang berada di sekitar warung, dan biasanya dinamakan sesuai nama warung itu atau dimana warung itu berada. Misal, warung yang berada di samping pertamina dinamakan Waper (Warung Pertamina). Atau warung yang berada di samping tempat jualan sarung dinamakan Warung (keren banget namanya). Biasanya, orang-orang di tongkrongan ini kompak, memiliki rasa solidaritas yang tinggi, sering jalan-jalan, kadang suka mengadakan kegiatan, sering jajan, sering ngutang, dan suka makan indomie pakai saus dan lada.

Lalu, ada tongkrongan rumah, yaitu tongkrongan yang bertempat di rumah salah satu teman. Tongkrongan jenis ini sepertinya berlaku juga untuk kelompok pertemanan wanita. Tongkrongan ini biasanya dinamakan sesuai nama teman yang punya rumah. Misal, tongkrongan di rumah Pandu Wisnu Murti dinamakan PWM. Atau tongkrongan di rumah Tristan Adi Ian dinamakan TOKAI. Biasanya orang-orang di tongkrongan ini kompak, memiliki rasa kebersamaan yang tinggi, suka main game, tidak suka jajan, sering ngomongin orang, dan yang pasti sering merepotkan yang punya rumah. Selain tongkrongan, ada juga kelompok pertemanan yang terbentuk oleh kesamaan minat atau hobi masing-masing. Misal kelompok pertemanan yang terbentuk dari sebuah ekskul, yang terbentuk karna sama-sama suka dengan game online, atau yang terbentuk karna sama-sama sering jajan batagor di kantin sekolah (ini rada aneh).




Lalu, apakah kelompok pertemanan yang berawal dari tongkrongan atau kesamaan minat itu masih terus terjalin setelah kita lulus, setelah kita memasuki masa baru? padahal kita sudah nyaman dengan teman-teman kita. Maybe yes, maybe no.

Awal-awal setelah lulus SMA, mungkin sebagian dari kita masih sering berkumpul dengan teman-teman kita, walau beberapa sudah pindah kota dan tidak bisa ikut berkumpul. Entah itu sekedar berkumpul, main futsal, nonton bola atau bioskop bareng, bakar-bakaran, dan lain-lain. Seiring berjalannya waktu, kita semakin jarang berkumpul. Yang tadinya seminggu 3 atau 4 kali, jadi sekali atau 2 kali. Yang ikut ngumpul pun semakin berkurang. Dan kalau ada yang ngajak ngumpul (di grup whatsapp atau BBM), yang
ngerespon semakin sedikit. Mungkin masing-masing dari mereka sibuk dengan kuliahnya atau kerjaannya. Ya mau gimana lagi, kita gak bisa nyalahin siapa-siapa kalo udah gitu. Emang masanya aja yang udah habis. Mungkin kita atau teman teman kita sudah benar-benar masuk ke masa baru. Sudah waktunya kita menghadapi proses perpisahan, tapi kebanyakan dari kita tidak menyadarinya.

Memang proses perpisahan terjadi tanpa kita sadari. Dan yang membuat kita tidak sadar dalam menghadapi proses perpisahan adalah sebuah 'pertemuan' baru, yang pada akhirnya akan menghadapi proses perpisahan juga. Seperti sebuah siklus, yang terus berlangsung di kehidupan seseorang. Walaupun kita bersih keras untuk mempertahankan pertemanan kita, tapi kita tidak bisa melawan waktu. Tinggal tunggu waktunya aja untuk kita benar-benar berpisah dengan teman kita, meski itu mungkin masih bertahun-tahun lagi.

Yap, waktu lah jawaban atas semua ini. Kalo kita bisa menghadapinya, bisa saja kita menunda proses perpisahan. Bahkan perpisahan itu sendiri. Tapi tidak ada yang bisa melawan waktu, apalagi mengalahkannya (kecuali kalo mesin waktu benar-benar ada). Gue jadi teringat salah satu teka-teki yang diberikan Smeagol (Gollum) kepada Bilbo Baggins (Hobbit) dalam novel The Hobbit.

      Benda ini makan segalanya;
      Burung, binatang, pohon, dan bunga;
      Mengerat besi, menggigit baja;
      Batu keras pun digilingnya;
      Membunuh raja, menghancurkan kota,
      Meruntuhkan gunung sampai rata.

Betul, jawabannya adalah waktu. Namun, butuh waktu yang lama untuk Bilbo menjawab teka-teki itu.Dia sempat memikirkan nama segala raksasa yang sangat kuat dan tidak bisa dikalahkan yang pernah didengarnya dalam dongeng. Pada akhirnya, dia menjawab waktu. Karna waktu lah yang makan segalanya. Waktu lah yang tidak bisa dikalahkan. Kalo gue boleh menambahkan teka-tekinya, mungkin jadi seperti ini.

      Benda ini juga memakan semua yang berikatan;
      Pertemanan, Percintaan, Keluarga;
      Mengubah orang-orang di dalamnya;
      Membuat kita harus berhati-hati dengannya;

Sekarang kita tahu betapa berharganya waktu bersama teman-teman kita. Maka, jangan sia-sia kan moment itu. Karna kita gak pernah tau kapan moment itu akan berakhir.

Jumat, 30 Maret 2012

Letak Yang Strategis Untuk Sebuah Kebersamaan

SEBELAS IPA DUA, begitu kami menyebutnya. Sebuah kelas yang diapit oleh kedua kelas IPA yang lain, yaitu 11 IPA 1 dan 11 IPA 3. Ini menandakan bahwa Sebelas IPA Dua adalah penengah. Kami memang mempunyai sifat meleraikan pertentangan. Jika  didalam kelas ada beberapa orang yang bertentangan, pasti anak-anak yang lain berusaha agar anak yang bertentangan tersebut damai kembali. Bukan hanya didalam kelas, diluar kelas pun demikian. Misal ada beberapa orang dari kelas Sebelas IPA Satu yang bermusuhan dengan beberapa orang dari kelas Sebelas IPA Tiga, kami pun pasti ikut berusaha untuk membuat mereka damai. Sampai benar-benar tidak ada dendam diatara mereka. Itu memang tugas kami sebagai kelas yang berada ditengah-tengah antara kedua kelas itu. Dan tugas kami adalah mendamaikan semua yang tidak damai. Karna kebersamaan akan terjalin sempurna kalo masing-masing dari kita memiliki sifat damai, bukan permusuhan.

Sebelas IPA Dua juga terletak didepan berbagai macam pohon dan tumbuhan yang saling berdekatan. Disana ada banyak pohon dan tumbuhan yang berbeda sifat dan jenis, tetapi mereka tetap berdekatan. Sama seperti kami, didalam kelas Sebelas IPA Dua juga ada berbagai macam suku, sifat, dan jenis yang berbeda. Disini ada orang sunda, ada orang jawa, ada orang batak, ada orang padang, ada yang pendiam, ada yang cerewet, ada yang sabar, ada yang pemarah, ada yang lucu, ada yang garing, ada yang gendut, ada yang kurus, ada yang botak, ada yang memakai kerudung, ada yang tinggi, ada yang pendek, ada yang hitam, dan ada yang putih. Walaupun banyak perbedaan diantara kami, tetapi kami tetap menjalin persahabatan, mempererat solidaritas, dan saling bahu membahu untuk mencapai sebuah kesuksesan, yaitu KEBERSAMAAN. Perbedaan-perbedaan yang ada pada kami tidak menjadi halangan buat kami untuk sebuah kesuksesan tersebut. Karna kebersamaan tidak mengenal perbedaan, melainkan peran orang-orang yang ada didalamnya. Peran kami, anak SEBELAS IPA DUA.








Sabtu, 28 Januari 2012

What your opinion about my ava?


Gatot Kaca
Gatot Kaca sesudah operasi plastik


Foto di atas adalah foto Gatot Kaca yang mukanya diganti dengan muka gue. Awalnya sih gue cuma iseng-iseng masang foto editan temen gue ini di ava twitter gue. Tapi beberapa lama setelah gue pasang foto itu, ada beberapa temen gue yang mengomentari ava gue di twitter. Lama kelamaan semakin banyak. Akhirnya gue memutuskan untuk gue masukin ke blog, dan gue beri judul "What your opinion about my ava?". Cekidot


avatar@AristiaInoki:
Ava lo ja wkwkw ngakak @rezaamahesa


avatar@revihendiani:
Ava lu kocak za wkwkwk @rezaamahesa


avatar@dindm:
Asli, avanya @rezaamahesa ngocol abis *speechless


avatar@YogieAfriansy:
Ava lo apaan si lay ? Hahahalolz @rezaamahesa


avatar@Naomybee:
@rezaamahesa superhero kesasar ye haha


avatar@panduwm:
@rezaamahesa ava lo itu gak pas muka sama badannya


avatar@rahmanPDM:
@rezaamahesa ava lo keren sesuai sama caracter lo :)


avatar@gedhebug:
@rezaamahesa gile reja kekar mendadak wkwk


avatar@ahyaningtyass:
@rezaamahesa ava lo lucu, kerenlah mayan, maco wkwk. Yang jelas itu editan -____-


avatar@raaaasta:
@rezaamahesa ava lo kayak mas2 baru puber pake kostum gatot kaca


avatar@bryanwptr:
@rezaamahesa ava lo madesu ja



avatar@vaanggia:
Ava nya @rezaamahesa mah cocok wayangnya, lah kalo si @adityapryandi mah kaya lagi
                   horny gatot kacanya


avatar@wankhadijah:
@rezaamahesa ava lo lebih bagus daripada avanya adit yang Gatot Kaca. Terlihat lebih
                   maco ava lo za


avatar@NitaRamsayA:
@rezaamahesa badannya lo , macoo gimana gitu wkwkkkwk


avatar@vettykharisma:
@rezaamahesa ur apatar so hot n sexy


avatar@adityapryandi:
@rezaamahesa ava lo keren, sesuai dengan warna kulit lo sawo mateng. Lah gue yang di
                   editin sama bryan jadi apaan
                   tau wakakak


Minggu, 01 Januari 2012

Tahun baru Semangat baru

Oke, pertama gue mau ngucapin selamat tahun baru 2012. Semoga impian di tahun 2011 yang belum terwujud akan menjadi kenyataan di tahun ini. Dan semoga yang single akan mendapatkan pasangan dan yang sudah punya pasangan akan mendapat pasangan lagi. Aminnnnn ya Allah. Goodbye kenangan. Welcome Harapan. Sekali lagi Happy New Year. *terdengar suara petasan* *psssssssssssssss* (ini mah petasan kentut za)


Kedua, gue mau bilang kalo malem tahun baru ini tuh... biasa aja menurut gue. Iya menurut gue, bukan menurut L. Malem tahun baru ini gak ada bedanya sama malam-malam sebelumnya. Nothing special. Kalian pasti tau kan kenapa gue ngomong begitu *hening sebentar*. Yap betul sekali. Coba katakan sekali lagi *hening sebentar*. Katakan sekali lagi *hening sebentar*. Yap betuuul. (hadeh, kebanyakan nonton dora gini nih) *kemudian terjadi hening yang sangat panjang*


Di malam tahun baru ini, gue gak kemana-mana, gue ngebusuk sendirian di rumah. Yang tadinya di rumah ada gue, bokap, nyokap, adek gue, tante gue, dan om gue. Tapi di malam tahun baru ini formasinya berubah drastis. Jadi di rumah cuma ada gue, Maria Ozawa, Shara Aoi, dan Asia Carrera (Waaaw). Nggak lah. Di rumah cuma ada gue, beberapa ekor nyamuk, dan beberapa cemilan.


'Lho, yang laen kemana za?'
Yang laen pada pergi ziarah ke makam nenek dari sepupunya adek ipar tetangga temen om gue (bingung?, sama). Oke becanda. Yang laen pada pergi keluar.


'Lho, kok lo gak ikut pergi?'
Soalnya pas malam sebelum keluarga gue pergi, gue dihukum disuruh tidur di loteng. Besoknya, seluruh keluarga pada kesiangan termasuk gue. Semua pun panik dan mereka sangat terburu-buru. Di saat seluruh keluarga sudah ada di mobil, gue masih tidur di loteng, dan tidak ada yang menyadari itu. Bokap langsung menyuruh tante gue untuk menghitung seluruh anggota keluarga supaya tidak ada yang tertinggal. Ketika tante gue sedang menghitung, ada seorang pemulung yang kebetulan sedang ada di mobil untuk mengambil peralatan elektronik yang ada di mobil (ini pemulung apa maling?). Pemulung itu pun tidak sengaja terhitung. Ketika bokap tau seluruh keluarga sudah lengkap, dia langsung menyuruh Makmur sang supir untuk segera berangkat. Dan... gue pun tertinggal di rumah sendirian. Begitu ceritanya.


'Ini bukannya cerita di film Home Alone ya?'
Oh iya gue lupa. Gue masih terbawa suasana pas kemaren gue nonton Home Alone. Hehe. Jadi pengen bikin perangkap nih. Siapa tau ada yang pengen ngerampok rumah mungil gue. Kalo ada yang berminat, hubungi gue aja ya. Haha. Oke, lupakan sejenak tentang keluarga gue yang ninggalin gue itu.


Di kesendirian gue itu, gue merenung. Mengingat kembali kejadian-kejadian baik maupun buruk di tahun 2011. Mulai dari menolong seorang pria yang di kejar-kejar masa hanya karna membawa sebuah tas, sampai mendodori celana seorang kakek di kerumunan orang. Tapi gue gak pernah menyesal dengan apa yang gue buat di hari-hari sebelumnya. Kenapa?, karna gue menunggu hari esok yang cerah (kalo cerah za. Kalo suram?). Gue selalu berdoa semoga hari esok jauh lebih baik dari hari kemaren.


"Seandainya, dulu gue bla bla bla bla...". Kata-kata itu cuma cocok buat orang-orang pesimis. Orang-orang yang kalo ngejawab soal 1+1=2 aja masih gak yakin. Mungkin dia juga gak yakin kali dengan jenis kelaminnya. Atau dia gak yakin kalo dia punya Tuhan. Beeeh, jangan sampe deh.


"Pasti di hari esok gue bakalan bla bla bla bla...". Nah, ini ni. Cocok banget buat gue. Kata-kata itu menggambarkan sosok orang yang optimis. Orang yang yakin bahwa segala sesuatunya pasti berakhir manis. Kalau pun pahit, pasti ada hikmahnya. Nah, ini tuh gue banget. Pasti di tahun 2012 ini gue bakalan dapet pacar baru. Optimis kan gue. Atau, pasti di bulan mei tahun 2012 ini umur gue bakalan 16 tahun. Yakin banget kan gue.


Dan terakhir. Semoga di tahun ini dan di tahun-tahun selanjutnya, gue bakalan rajin dalam beribadah. Aminnnnn. Doain ya bloggers.

Sabtu, 17 Desember 2011

Setelah UAS dan sebelum LIBURAN


Akhirnya akhirnya akhirnya. Selesai sudah Ujian Akhir Semester atau yang biasa disebut UAS di kalangan remaja, dan biasa di sebut ASU di kalangan orang-orang gagu (emang orang gagu bisa ngomong?). Selama enam hari gue dihadapkan dengan soal-soal biadab yang gue yakin anak SD gak bakal bisa ngerjain soal itu. Tapi walaupun soal-soal itu gak berprikesoalan, gue merasa senang bercampur bahagia diikuti dengan rasa tegang yang masih tersisa di segenap ruang dan sekujur tubuh yang membara oleh segumpal cinta dan melayang menuju lorong kegelapan. *mulut penuh busa*

Gue senang karna nilai-nilai yang gue dapet di UAS kemaren lumayan bagus. Dari 11 mata pelajaran, hanya 1 pelajaran yang gak tuntas. Yaitu Agama. Tanggapan temen-temen gue ketika tau nilai agama gue gak tuntas pasti begini.


Contoh 1:
Heidy: Za, nilai agama lo tuntas gak?
Gue: Kagak hed
Heidy: Dasar KAFIR lo za
Gue: *ngambil anduk buat nyumpel mulutnya*

Contoh 2:
Adit: Za, nilai agama lo tuntas gak?
Gue: Kagak dit
Adit: Dasar gak punya agama
Gue: *ngambil kain kafan buat nyumpel mulutnya*


Emang si berhubungan, tapi gak semua orang kalo yang nilai agamanya gak tuntas itu kafir. Apalagi gak punya agama. Berarti kalo ada yang remedial di pelajaran bahasa, jadinya begini dong.


Contoh1:
Gue: Hed, nilai bahasa Indonesia lo tuntas gak?
Heidy: (dengan suara yang mirip pengemis) Kagak za
Gue: Dasar GAGU
Heidy: *mikir, kalo perkataan gue ada benarnya*

Contoh 2:
Gue: Dit, nilai bahasa Indonesia sama bahasa Inggris lo tuntas gak?
Adit: (dengan suara yang mirip mas-mas jawa yang lagi kena TBC) Kagak za
Gue: Dasar gak punya bahasa. Mungkin kalo ada pelajaran bahasa alien, baru tuntas kali nilai lo
Adit: *mikir, daerah mana yang ada kursus bahasa aliennya. Siapa tau bener ada*


Lanjut lagi ke masalah UAS, selumayan bagus-lumayan bagusnya (gak enak banget nyebutnya) nilai gue, tapi nilai yang gue dapet bukan hasil kerja keras dari gue sendiri. Ada sebagian kecil dari hasil kerja keras temen-temen yang harus ngumpet-ngumpet di balik kertas soal untuk memberikan jawaban ke gue.

Maka sebelumnya gue mau ngucapin banyak terima kasih buat Anggi, Laras, Adit, Agung, Partogi, Nanda, Cendikia, Eva, Dije, Heidy, dan temen-temen gue yang laen. Gue juga ucapin terima kasih buat pak Afrizon yang udah keluar-keluar pas lagi ngawas ruangan gue. Terima kasih juga buat bu Ike yang selama enam hari pelaksanaan UAS, dia gak ngawas ruangan gue. Terima kasih buat orang tua gue yang udah menyuport gue, buat fans-fans gue yang udah ngedukung gue. Piala ini untuk kalian (yang ini kok kayak lagi menang awards). Pokoknya, terima kasih banyak semuanya. Tanpa kalian gue bukan apa-apa. Tanpa kalian juga gue gak bisa nyontek ke siapa-siapa. Sekali lagi, terima kasih… kawan. *terdengar alunan biola dari kejauhan*

Masih berhubungan dengan nyontek. Padahal waktu gue kecil, gue beranggapan kalo nyontek itu gak baik. Tapi semakin gue dewasa, semakin sering gue nyontek. Gue juga beranggapan kalo buang sampah sembarangan itu gak baik, ngencing sembarangan itu gak baik, getok pala orang pake gagang payung itu gak baik (yaiyalah). Tapi semakin gue dewasa, semakin rajin gue buang sampah sembarangan, semakin banyak tembok dan pohon gak bersalah yang udah gue kencingin, semakin sering nyokap gue kehujanan karna semua payung udah gue pake buat getok pala orang. Oke yang terakhir gue bercanda.

Ternyata semakin kita dewasa, perbuatan kita semakin gak baik. Untung aja waktu kecil gue gak tau apa itu selingkuh. Mungkin kalo gue tau, sekarang ini gue udah jadi playboy cap kuku onta. Yang saking seringnya selingkuh sampe-sampe gak tau kalo selingkuhannya itu cowok (serem amat ya).

Segitu aja kali ya. Gue punya masukan ni buat yang sekarang masih ngejalanin UAS (emang ada?). Berdoa kepada Allah supaya lancar dalam menjawab soal-soal UAS. Terutama di pelajaran Agama. Buktikan kalo kalian itu gak kafir. Kalian itu masih punya agama. Kalian itu bukan atheis. Tunjukan kepada atheis-atheis di dunia ini, kalo punya agama dan punya tuhan itu lebih seru. HIDUP AGAMA… walaupun nilai agama kalian gak tuntas. (semoga gak ada atheis yang baca tulisan ini. Bisa-bisa mereka sadar dan menganggap gue sebagai tuhan barunya)



 

Jumat, 25 November 2011

Ketakutan cinta terhadap kakak kelas

Udah lama nih gak ngepost. Belakangan ini gue sibuk banget. Aktivitas gue rutin. Mulai dari sekolah, makan, tidur, maen, ngupil. Terutama yang terakhir gue sebutin. Rutin banget kan. Saking rutin nya, gue sekarang gak bisa menggali lubang hidung gue lagi karena hartanya sudah habis akibat terlalu sering menggali.


Eniwei, sekarang ini gue lagi tergila-gila sama seorang waria cewek (cieeeee). Sebenernya udah lama sih, tapi kemaren-kemaren dia masih punya cowok dan sekarang kayaknya dia udah putus. Hahahahaha. Besok gue harus syukuran nih di rumah gue. Pertama gue harus undang ustad Zainuddin mz. Yang jadi MC nya Andika Kangen band. Trus gue suruh Farah Quinn bikin tumpeng dari nasi goreng. Terakhir gue bakal undang seluruh warga Kenya untuk datang ke rumah gue (gak segitunye kali za).


Cewek kurang beruntung tersebut bernama Tya (nama samaran). Dia kakak kelas gue. Kayaknya dia udah tau kalo gue suka sama die. Soalnya gue udah nitipin salam gue ke dia lewat adiknya, yaitu Anissa (dia temen gue dari SMP. Nama samaran juga). Tadinya gue mau nitipin ampau ke dia. Tapi gue takut dia marah ke gue dan bilang, 'Gue bukan Barongsai goblok. Lagian kalo lo mau ngasih, jangan sedikit dong!!!'.


Seperti kata pepatah, Tak ada gading yang tak retak. Yang artinya dekati adiknya dulu sebelum anda mendekati kakaknya. Pepatah ini sempat gue coba, yaitu dengan mendekati Ibunya. Maksud gue adiknya.
Gue yakin si Annisa bakal ngedukung gue sebagai temen SMP-nya untuk mendekati kakaknya. Gue tambah yakin Annisa bakal ngedukung gue dikarenakan sewaktu SMP gue pernah minjemin duit ke Renaldi (temen sekelas gue waktu SMP) 5 ribu. Gue juga pernah ngebantu Renaldi pas dia lagi terkunci di kamar mandi sekolah. Baik kan gue. Tapi apa hubungannya sama Renaldi? (gak jelas ye).


Seminggu yang lalu, pas istirahat ke dua, gue ke kelas 11 sos 4, yaitu ke kelasnya Annisa. Pertamanya sih gue spik spik nyari Reiza, temen gue. Tapi yang terjadi adalah gue duduk berdua sama Annisa. Udah kayak majikan dengan supirnya. Bedanya gue lebih ganteng dari supir. Tapi lebih jelek dari tukang es kelapa. Gue berdua ngobrol-ngobrol bareng. Dia cerita kalo dia baru putus sama mantan pacarnya. Katanya, sekarang ini dia lagi butuh pacar. (yang berminat hubungi gue aja ya. Atau liat aja di koran Lampu ijo. Ada kok di bagian bawah koran)


Gue sempet memancing dia supaya dia menceritakan tentang kakaknya. Dan ternyata umpan suara-merdu-gue ini di sambar oleh Annisa. Gue berhasil memancing dia agar menceritakan tentang kakaknya. Dia pun dengan sukarela menceritakannya kepada gue. Katanya, kak Tya itu lagi putus nyambung sama pacarnya. Tapi sekarang dia udah putus lagi. Akibat di selingkuhin sama mantan pacarnya yang katanya lebih mirip botol baygon daripada manusia. Mendengar kabar itu, gue langsung ngomong dalem hati, 'kok bisa ya, cewek secantik dia di selingkuhin. Coba kalo gue, gak bakal gue sia-siain cewek secantik dia. Oh iya, gue lupa bayar mi ayam yang tadi gue makan. Gimana nih'.


Annisa juga menceritakan kalo kak Tya suka nonton film-film action. Tapi bukan film action yang di indosiar. Bikin ilfil kali ya, kalo kak Tya suka nonton film action yang di indosiar. Berbeda dengan kak Tya, kalo Annisa lebih suka film-film yang romantis seperti Tusuk Jalangkung, Air terjun pengantin, dan Awas ada Sule. 


Setelah puas mendapatkan info penting dari Annisa, layaknya prajurit perang yang mendapat info mengenai lawannya, gue langsung buru-buru bergegas, berjalan cepat layaknya siput. Gue langsung ke kantin buat bayar mie ayam yang lupa gue bayar.


Hari-hari pun berlalu setelah gue mendapatkan info penting tadi. Tapi gue belom juga berani ngedeketin kak Tya. Jangankan ngedeketin, ngomong aja gak berani. Mungkin karna dia kakak kelas kali. Gue jadi gak enak sama temen-temennya kalo gue ngedeketin kak Tya. Padahal gue udah di paksa-paksa sama Annisa buat ngomong sama kak Tya. Tapi gue punya 843 alasan untuk gak ngomong sama kak Tya. Sampe-sampe gue di bilang cemen sama Annisa. Bodo amat dah. Mungkin Allah gak nyiptain gue buat kak Tya. Lagian kayaknya gue gak cocok sama kak Tya. Banyak perbedaan antara gue dengan kak Tya. Dia suka nonton film-film action. Gue suka nonton topeng monyet. Dia anak sos. Gue anak ipa. Dia cewek. Gue cowok. Paling yang sama dari gue berdua adalah sama-sama suka menulis dan sama-sama bercita-cita menjadi penulis.


Sampai detik ini pun gue masih gak berani buat ngomong sama dia. Tadinya gue pengen bunuh diri dengan minum kopi campur lavenda. Tapi gue urungkan niat itu. Kalo gue minum ntar gue bisa mati. Mendingan gak usah deh. Udah dulu ya. Doain gue semoga gue berani ngedeketin kakak kelas. Entah itu kak Tya, kak siapa aja. Yang penting gue berani. Ayo ayo ayo Reza pasti bisa. Ayo ayo ayo bangkit bersatulah. Ayo ayo ayo kita disini tuk mendukungmu *lho?*


Senin, 08 Agustus 2011

Manusia di Sepuluh Lima

Ini lanjutan dari cerita About My School yang sebelumnya udah gue posting.

Jadi, temen duduk gue setelah Ricko adalah Wahyu. Gue gak lama duduk sama Wahyu, kalo gak salah sekitar satu bulan apa 30 hari gitu, gue gak begitu inget. Gue pindah tempat duduk karena gue gak nyaman duduk di posisi tengah. Jadi gue pindah tempat duduk ke posisi yang lebih aman, yaitu pojok kanan belakang.

Disini lah gue mendapat teman duduk baru yang sampai semester akhir pun gue masih duduk sama dia. Orang tersebut adalah Aditya Apryandi. Adit orangnya baik, gaul, nyambung kalo di ajak ngobrol, pokoknya good lah. Yang bikin gue bertahan duduk sama dia adalah karena dia bisa di ajak kompromi dalam segala hal. Setiap saat ketika kelas sedang tidak ada guru, gue pasti mengajak dia ke jalan yang benar. Yaitu keluar kelas. Entah itu kita ke kantin untuk beli minum, ke koperasi untuk beli pulpen (padahal nggak), ke kamar mandi untuk mandi bareng  cuci muka pake ponds, ke ruang guru untuk nonton tv, bahkan terkadang kita ke mushola untuk sholat. Bukan untuk nyolong kotak amal ya (gue udah tobat kok).

Aditya Apryandi

Masih banyak anak-anak Sepuluh Lima yang menarik untuk di ceritakan.

Seperti Bryan Wiputera yang kalo senyum udah kayak Ariel Peterpan. Kalo Ariel senyum matanya tertutup alias merem. Kalo Bryan senyum matanya tertutup + alisnya turun. Yang gue bingung sama Bryan, setiap ditanya orang, dia selalu berkata ‘Yang penting gue ganteng’.


Contoh:
Gue: Bry, lo kenape gak ngerjain PR?
Bryan: Yang penting gue ganteng


*besoknya*
Gue: Bry, kok lo belom ngumpulin tugas?
Bryan: Yang penting gue ganteng


*besoknya*
Gue: Bry, emang bener nyokap lo ketabrak mobil?
Bryan: Yang penting gue…. Apaaa?

Bryan Wiputera



Ada lagi murid Sepuluh Lima yang bernama Reiza Diningrat. Iya namanya hampir sama kayak gue. Sampe-sampe pas gue liat nilai matematika di rapot semester satu gue gak tuntas (serius), gue curiga nilai gue ketuker sama nilai Reiza. Kenangan yang gak bisa gue lupain sama Reiza adalah ketika gue matahin gigi tambalannya Reiza. Udah gigi tambalan patah lagi.

Jadi begini ceritanya.

Waktu lagi istirahat pertama, si Reiza yang sedang memegang botol Aqua yang berisi setengahnya, mengajak gue dan Hafli temen gue untuk bermain lempar-lempar botol (kayak anak SD ya).

Sedang asik-asiknya gue bertiga bermain lempar botol, tiba-tiba ada seorang cewek cantik lewat di depan kelas. Rambutnya berkibaran kayak di film-film. Gue bertiga serasa di film-film jaman sekarang. Hafli bengong, Reiza bengong, gue ngerjain PR. Maksudnya gue juga bengong. Gue yang pada saat itu sedang memegang botol yang daritadi gue bertiga maenin, melemparkan botol itu kepada Reiza. Berhubung gue gak tau kalo si Reiza sedang bengong juga karna cewek cantik yang lewat itu, gue mengira si Reiza bakalan menangkap botol yang gue lempar itu. Ternyata si Reiza gak sadar kalo gue sudah melemparkan botol yang sedang kita maenin. Dan apa yang terjadi.

Yang terjadi adalah sebuah peristiwa yang Reiza anggap musibah dan yang gue anggap lucu. Botol yang gue lempar, mengarah tepat ke bagian mulut Reiza. Berhubung mulut si Reiza sedang menganga karna cewek tadi, ujung botol yang keras itu mengenai gigi Reiza. Si Reiza langsung jongkok di tempat dan memegangi mulutnya. Gue langsung sadar kenapa dia begitu. Ketika dia bangun dan membuka mulutnya, ada yang berbeda dari Reiza. Giginya yang tambalan itu  tiba-tiba hilang dari kelompok giginya yang bagus itu. Gue, Hafli, dan anak-anak Sepuluh Lima lainnya tertawa tersedu-sedu. Tertawa yang bikin gue nangis. Mukanya si Reiza berubah dari lucu menjadi sangat sangat sangat lucu akibat hilangnya salah satu giginya. Anehnya di situasi kayak gini , Reiza mencoba untuk berbohong. Dia bilang giginya bisa copot karna terpentok meja. Gue tau si Reiza pasti malu kalo anak-anak tau giginya bisa copot karna gue lempar pake botol Aqua. Dan gue juga tau si Reiza pasti gak bisa melupakan kejadian ini sama seperti gue.

Reiza Diningrat

Itu dulu yang gue ceritain. Dan masih banyak murid-murid Sepuluh Lima yang akan gue ceritain di post gue selanjutnya. Tungguin aja ya.